Senin, 14 Maret 2011

ALAT BANTU BELAJAR JALAN

Beberapa alat diciptakan untuk membantu anak belajar jalan. Prinsip yang tidak boleh absen dari alat ini adalah si bayi tetap perlu ditatih dan menatih. Dengan begitu, setiap kali bayi menjejak ke tanah, maka otot-otot kakinya akan semakin aktif dan kemampuan berjalannya kian terasah.

Nenek moyang kita dulu menggunakan kain yang dililitkan ke dada hingga ketiak bayi. Sisa kain yang menjuntai ke belakang digunakan orangtua untuk membantu mengendalikan keseimbangan tubuh bayi sambil menatihnya. Cara ini tetap aman ditiru hingga sekarang.
Ada juga alat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah melintang, secara tidak langsung anak diharuskan untuk berjalan saat mendorong alat tersebut. Atau bisa juga dengan menyediakan hangbar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya, ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.

Alat bantu jalan juga dapat difungsikan sebagai mainan, di antaranya kereta dorong. Pastikan dudukan mainan ini cukup mantap sehingga bila anak bertumpu padanya, alat ini tidak mudah terguling. Prinsipnya pun seperti menatih karena bayi “dipaksa” melangkah agar kereta dorong tersebut bisa bergerak.
Yang tidak dianjurkan adalah babywalker karena penggunaan alat ini malah bisa memperlambat kemampuan berjalan si kecil. Posisi duduk dalam babywalker membuat bayi nyaris selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan babywalker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat/jinjit akibat terbiasa bergerak maju dengan cara mengayuh.

sumber : anakuya.wordpress.com

Alat Bantu Belajar Jalan

Apa itu BPA free ?

BPA (Bisphenol-A) dan botol susu

 Memilih botol susu dan peralatan makan mungkin perkara mudah. Hampir semua toko perlengkapan bayi menyediakannya. Anda tinggal pilih merk dan bentuk yang disukai, serta harga yang sesuai bujet.
   
Tapi mungkin kini Anda perlu lebih selektif. Seperti dilansir oleh AFP, mulai awal tahun depan, negara-negara di Eropa akan melarang peredaran botol susu dan peralatan makan anak lainnya yang diduga mengandung bahan kimia Bisphenol-A (BPA). Larangan ini dilatari kekhawatiran akan dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkannya, seperti obesitas dan pubertas dini. Larangan yang diberlakukan ini lebih ditujukan pada pihak produsen, dan mencakup larangan untuk memproduksi botol susu dan peralatan makan yang mengandung BPA, serta larangan untuk menjual dan mengimpornya.

Soal isu BPA ini, Kanada menjadi negara pertama di dunia yang mengklasifikasikan BPA sebagai zat beracun. Kemudian disusul oleh dua negara di Uni Eropa, yaitu Perancis dan Denmark, yang memberlakukan larangan terhadap botol susu ber-BPA. Pihak pemerintah Denmark bahkan melangkah lebih jauh dengan memberlakukan larangan untuk semua peralatan makanan bagi anak-anak di bawah tiga tahun. Bagaimana dengan Indonesia?

Seri Assalamu'alaikum

Buku Bantal Beruan Pelangi

Seri Kata Santun

Seri Melihat Gerak Gerik Binatang